Perkenalkan nama saya M. Ar. Huzaifi Samani, sejak saya duduk di bangku sekolah Man 2 Model Pekanbaru saya biasa dipanggil dengan nama sebutan “AR”. Saya lahir di pekanbaru, 04 oktober 1997. Setelah menempuh pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Model (MAN 2 Model) Pekanbaru, saya melanjutkan pendidikan Strata Pertama di Fakultas Hukum Universitas Riau, dan saat ini saya duduk di semester ke-4. Saya bertampat tinggal di jl. Air dingin 1, Gg. Amal ikhlas no.15.
Saya dilahirkan dalam keluarga yang memiliki basic agama yang kental, dan keluarga yang super sibuk sehingga jarang sekali kami memiliki waktu untuk berkumpul bersama. Saya adalah anak ke 2 dari 2 bersaudara, abang saya saat ini sedang menempuh pendidikan di UIN SUSKA Riau, dengan jurusan ekonomi syariah. Kedua orangtua saya bekerja, ayah saya bekerja di Kantor kementrian Agama Provinsi Riau, sedangkan ibu saya bekerja sebagai pegawai di Kantor Urusan Agama Kecamatan Bukit Raya.
Sedikit perkenalan singkat tentang keseharian saya. Saya memiliki banyak sekali hobi yang sangat menguras waktu saya, sehingga tidak jarangnya saya selalu merasa tidak memiliki waktu yang cukup untuk menjalani keseharian saya, beberapa diantara hobi saya yaitu membaca buku, bermain basket (kebetulan saya termasuk anggota dari tim basket FH UR), Olahraga Gym, berenang, mempelajari hal-hal baru, serta berorganisasi. Beberapa organisasi yang pernah saya ikuti diantaranya adalah, Relawan Muda Riau, Badan Eksekutif Mahasiswa FH UR, Ikatan Remaja Masjid, serta organisasi-organisasi yang ada didalam sekolah-sekolah.
Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) merupakan program kepemudaan yang diakomodasi penuh oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Di dalam penyelenggaran ppan sendiri ada sekiranya 9 program yang di akomodasi oleh kemenpora, dan setiap tahunnya tiap provinsi akan mendapatkan kuota yang telah ditentukan oleh kemepora pusat. Diantara program-program tersebut adalah :
- SSEAYP (The Ship For Southeast Asian and Japanese Youth Program)
- Jenesys
- ICYEP (Indonesia Canada Youth Exchange Program)
- ICHYEP (Indonesia China Youth Exchange Program)
- IKYEP (Indonesia Korea Youth Exchange Program)
- AIYEP (Australian Indonesian Youth Exchange Program)
- ASVI (Asean Students Visit India)
- SIYLEP (Singapore Indonesia Youth Leadership Exchange Program)
- IMYEP (Indonesia Malaysia Youth Exchange Program)
Di dalam pertukaran pemuda antar Negara ini, program yang paling istimewa dan yang paling tertua di dalam sejarah ppan yaitu program SSEAYP (The Ship for Southeast Asian and Japanese Youth Program), yaitu program yang diselenggarakan oleh seluruh Negara yang ada di asia tenggara dan jepang, di dalam program ini setiap negara akan mengirimkan 28 pemuda terbaik yang ada di negaranya tersebut, lalu seluruh participant program akan berkumpul di sebuah Kapal Pesiar yang akan mengelilingi seluruh negara yang ada di asia tenggara dan jepang, kemudian kedatangan dari kurang lebih 400 participant sseayp ini akan disambut oleh istana kenegaraan di setiap Negara yang dikunjungi, beberapa kegiatan yang dilakukan oleh peserta sseayp ini sendiri yaitu FGD (Forum Group Discussion) dimana setiap peserta akan memilih suatu isu dunia yang akan dibahas dalam pertemuan ini, kemudian CULTURE PERFORMANCE, yaitu dimana seluruh kontingen duta bangsa diwajibkan untuk menampilkan budaya yang dimiliki oleh daerah asalnya. Khusus di Negara Jepang participant akan tinggal selama kurang lebih 1 bulan di rumah penduduk jepang, disana participant akan berbaur bersama keluarga yang dimilikinya dan belajar kebudayaan, kebiasaan, serta keseharian yang biasa dilakukan oleh penduduk jepang, dan banyak kegiatan lainnya yang akan dilakukan bersama oleh Participant selama menjalani proses program sseayp yang memakan waktu hampir 4 bulan ini.
Pada awalnya saya mengikuti seleksi program Pertukaran Pemuda Antar Negara di tahun 2017, saat itu ada sekitar ratusan pemuda yang mendaftar untuk mengikuti seleksi program, namun yang lolos untuk seleksi berkas hanya 50 orang. Setelah mendapatkan peserta sebanyak 50 orang maka kami diseleksi lagi menjadi 20 orang untuk melakukan karantina selama kurang lebih satu minggu. Saat itu saya mencoba seleksi untuk Kuota program IKYEP (Indonesia Korean Youth Exchange Program), karena pada tahun 2017 kuota yang diberikan oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga untuk Provinsi Riau hanya 4 Kuota yaitu 2 Untuk laki-laki, dan 2 untuk perempuan. Diantara program tersebut adalah :
Kuota Laki-laki
- IKYEP
- SIYLEP
Kuota Perempuan
- ASVI
- ICYEP
Namun ditahun 2017 saya belum berhasil menjadi delegasi Indonesia untuk menjadi Duta Bangsa yang nantinya akan mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Namun saya mengambil banyak sekali pelajaran dari seleksi ppan tahun 2017. Disini saya sadar bahwa kemampuan dan ilmu yang saya miliki belumlah ada apa-apanya dibandingkan dengan teman-teman yang pernah mengikuti seleksi yang lainnya, yang notabenenya sudah pernah melakukan World Conference (Pertemuan Dunia) di Perancis, Qatar, Belanda, Amerika, Thailand, dan lainnya. Dan dari seleksi ppan 2017 itu sendiri saya mendapatkan banyak teman yang sangat luar biasa, yang memiliki kemampuan bahasa yang sangat baik, attitude yang luar biasa, namun tetap rendah hati dan yang paling penting adalah mereka sangat peduli terhadap lingkungan sekitar. Sehingga, dari teman-teman peserta seleksi saya mulai terinspirasi, dan mulai hari itu saya memutuskan untuk lebih giat lagi belajar, menemukan teman baru, belajar lebih dalam budaya sendiri, ikut serta didalam kegiatan sosial, mempelajari hal baru setiap harinya, serta memantapkan hati untuk menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya.
Pada tahun 2018, saya memutuskan diri untuk mencoba kembali seleksi pertukaran pemuda antar Negara ini, dengan sedikit kemampuan yang telah saya pelajari dari pengalaman teman-teman saya dan latihan yang tak hentinya, dan pada tahun 2018 ini kuota yang diberikan kemenpora hanya ada 3, dan 3 program tersebut hanya diberikan kepada laki-laki. Diantara program-program tersebut ialah :
- SSEAYP
- IKYEP
- AIYEP
Seperti tahun-tahun sebelumnya, setelah melalui proses seleksi yang panjang maka tersisalah peserta kandidat menjadi 17 orang yang akan menjalani karantina selama kurang lebih 2 minggu lamanya. Saya sendiri selaku mahasiswa berfikir untuk mengambil jatah absen yang diberikan oleh kampus untuk mengikuti seleksi ini, apapun hasilnya saya hanya berfikir bahwa lulus ataupun tidak semua itu sudah diatur rezekinya oleh ALLAH, yang bisa manusia lakukan hanyalah berdo’a serta berusaha yang semaksimal mungkin, sisanya biarlah Dia yang menentukan. Seleksi ppan 2018 diisi dengan banyak sekali tahapan-tahapan, beberapa tahapan seleksi dan karantina tersebut ialah:
- Community development presentation
- Psycho test and written test
- Insight into the world test
- Speech (with random topic)
- First interview
- Project showcase presentation
- Culturing performances
- Leaderless group discussion
- Cross culture understanding
- Nationalism soul
- Self personal grooming
- Focus Group Discussion (FGD)
- Public speaking
- Ppan understanding
- Impact of social media
- Visiting ‘’sekolah alam rumbai”
- City exploration
- Second interview
- Last interview
- dan seluruh rangkaian dari kegiatan seleksi tersebut kami jalani selama kurang lebih 2 minggu.
Pada dasarnya selama menjalalani proses pra seleksi, seleksi, dan karantina, saya hanya menjalaninya tanpa terlalu berfikir akan terpilih sebagai duta bangsa ataupun tidak, karena saya termasuk peserta termuda yang masih berumur 20 tahun untuk mengikuti proses seleksi ini, dan karena dalam proses seleksi ini, yang mengikuti seleksi program rata-rata memiliki kemampuan bahasa yang luar biasa, ada yang bekerja sebagai guru bahasa inggris, ada yang tengah menjalani pendidikan S2, bahkan ada peserta yang dapat berbicara dengan 5 bahasa dunia. Namun seperti yang panitia sampaikan, kepintaran bukanlah segalanya namun attitude, grattitude serta kemauan untuk belajar dan mengenal hal baru dan menjadi lebih baik lagilah yang menjadi pilihan utama.
Tibalah hari penentuan, peserta seleksi disuruh mengambil masing-masing amplop yang telah diisi oleh kengan serta tulisan yang diberikan oleh sesama peserta, kemudian beberapa dari amplop tersebut berisi tulisan yang sangat mendebarkan hati, yaitu hasil peserta yang lolos untuk menjadi duta bangsa selanjutnya. Seluruh peserta duduk melingkar, satu persatu saya baca tulisan tentang diri saya yang telah dibuat oleh teman-teman saya, kemudian saya lihat sekeliling saya beberapa teman saya menangis karna telah menemukan secarik kertas yang menentukan mereka untuk menjadi duta bangsa selanjutya, saya tetap asyik membaca tulisan-tulisan yang ada, dan saya lihat sudah 2 orang yang terpilih menjadi candidate program selanjutnya, saya terhenyak sebentar saat menemukan secarik kertas yang bertuliskan “BON VOYAGE SSEAYP 2018”, ditengah keriuhan untuk beberapa saat saya berfikir, kenapa saya? Apa mungkin saya? Kok bisa? Kemampuan yang teman-teman lain miliki jauh lebih diatas saya? Apa benar saya yang lolos untuk menjadi duta bangsa selanjutnya?. Sontak ada perasaan yang memberontak didalam hati, antara tangis, tawa, senang, sedih, bahagia, dan benar saat itu teman-teman memeluk dan memberi selamat kepada saya bahwa saya telah terpilih menjadi kandidat SSEAYP 2018 (The Ship for Southeast Asian and Japanese Youth Program 2018).
Peserta-peserta yang lolos menjadi wakil Indonesia di PPAN 2018 adalah :
- ALI ZURIYAT HAKIM, S.H. for IKYEP (Indonesia Korea Yotuh Exchange Program) Mahasiswa S2 Fak. Hukum Universitas Islam Riau
- LUTHFI HAGGI FIANDA, S.E. for AIYEP (Australian Indonesian Youth Exchange Program) Pengusaha Muda (Creative Team and Consultant of Graphic Design)
- AR. HUZAIFI SAMANI for SSEAYP (The Ship for Southeast Asian and Japanese Youth Program) Mahasiswa S1 Fak. Hukum Universitas Riau